Menggali Nilai Kearifan Lokal Lewat Sesaji dan Prosesi Tradisi Nyadran di Desa Ngepringan Kabupaten Sragen Relevansinya Sebagai Materi Ajar Bahasa Jawa Kelas XI SMK
Abstract
Di Jawa Tengah tepatnya di Desa Ngepringan Kabuapten Sragen terdapat upacara ritual sedekah bumi yang disebut dengan upacara nyadran biasanya diidentikkan dengan berkunjung ke makam dan nyekar, namun demikian nyadran yang dilaksanakan di Ngepringan merupakan ritual wujud dari rasa syukur setelah panen raya. Nyadran adalah salah satu kebudayaan Jawa yang sampai saat ini masih dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya mengingat pepatah orang Jawa: manungsa aja lali wetone. Mula elinga marang wong-wong tuwa senajan wis padha swarga. Prosesi upacara nyadran memerlukan berbagai ubarampe sesaji yang memiliki kandungan makna filosofis. Tujuan penulis melakukan penelitian ritual upacara nyadran dikarenakan makna filosofis yang terdapat pada sesaji dan prosesi nyadran serta nilai-nilai yang terkandung dalam upacara tersebut bisa dijadikan sebagai meteri pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah menjelaskan sejarah lahirnya ritual nyadran dilatar belakangi datangnya pangeran Mangkubumi ke Desa Ngepringan serta nilai kearifan lokal yang terkandung dalam sesaji serta prosesi Nyadran. Upacara ritual nyadran dilaksanakan sekali dalam setahun pada hari minggu pon dimusim kemarau. Penentuan hari tersebut memiliki makna sebagai penghormatan pada leluhur danyang desa. Nyadran yang dilaksanakn di Desa Ngepringan memiliki keunikan dengan nyadran yang dilakukan di daerah lain, jika di daerah lain ritual nyadran dilaksanakan pada bulan muharram atau sa’ban sebagai penghormatan bulan suci ramadhan, nyadran di desa ini perwujudan simbol rasa syukur. Nyadran dilaksanakan dua kali dalam sehari, yakni di makam leluhur dan kedua di makam mbah gedhong sebagai danyang desa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anam, Chaerul. 2017. Tradisi Sambatan Dan Nyadran Di Dusun Suruhan. Sabda. 12 (1): 77-84.
Hartoyo. 2017. The Study Of The Social Realities Of The Nyadran Tradition Among Fishing Communities. International Journal of Information Research and Review. 4 (4): 3994-4000)
Isyanti. 2007. Tradisi Merti Bumi Suatu Refleksi Masyarakat Agraris. Jantra: Jurnal Sejarah dan Budaya: 11-21
Maryaeni. 2008. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pardi (70 tahun)
Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Sangadji, Faizal Ardiansyah , Jenny Ernawati dan Agung Murti
Nugroho. 2015. Kajian Ruang Budaya Nyadran Sebagai Entitas Budaya Nelayan Kupang di Desa Balongdowo – Sidoarjo. Jurnal RUAS. 13 (1): 1-13
Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Suparno (65 tahun)
Susanto, Muhamad Arif. 2015. Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa UMP. 6 (5): 13-19
DOI: http://dx.doi.org/10.20961%2Fimscs.v1i1.13109
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Organized by Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta.