candi borobudur kerajaan di indonesia

PENGGUNAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION SEBAGAI MEKANISME PENDISIPLINAN DI SMAN 2 KARANGAYAR

Dhea Aulianida

Sari


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bentuk-bentuk pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa di SMAN 2 Karanganyar yang selama ini sudah terekam CCTV; (2) upaya apa saja yang dilakukan oleh sekolah dalam menggunakan CCTV sebagai mekanisme pendisiplinan siswa di SMAN 2 Karangayar

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menghasilkan dan mengolah data penelitian yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara dan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah civitas akademik SMAN 2 Karangayar.. Informan yang terpilih adalah kepala sekolah, beberapa guru, karyawan, dan siswa. Teknik pengambilan subjek penelitian dilakukan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu, yaitu (1) informan adalah seorang kepala sekolah, guru Bimbingan Konseling, petugas STP2K, karyawan dan siswa; (2) mempunyai wewenang atau pengalaman individu terhadap penggunaan CCTV di SMAN 2 Karangayar. Teknik pengumpuan data dilaksanakan dengan teknik wawancara dan observasi tentang penggunaan CCTV sebagai mekanisme pendisiplinan. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data (data reduction), sajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data (conclution drawing).

            Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, bentuk pelanggaran tata tertib siswa yang dilakukan siswa di SMAN 2 Karangayar yang sudah terekam CCTV di kategorikan ke dalam tiga jenis pelanggaran tata tertib. (1) bentuk tindakan pelanggaran tata tertib hubungan yaitu tindak pencurian oleh siswa dengan beban poin 50; (2) bentuk tindakan pelanggaran tata tertib lingkungan, yaitu gaduh di kelas, merusak mebeler, melompat pagar, dan membawa HP ke sekolah dengan beban poin 10-20; dan (3) tidak tertib sholat berjamaah yang merupakan bentuk tindakan pelanggaran tata tertib ibadah dengan beban poin 10-25. Kedua, upaya yang dilakukan SMAN 2 Karangayar dalam menggunakan CCTV sebagai mekanisme pendisiplinan siswa dengan penggunaan 22 CCTV di ruang kelas dan 9 CCTV di ruang publik dalam lingkungan sekolah. Selain itu juga adanya hierarki pengawasan yang dilakukan sekolah dengan menempatkan monitor pengawas CCTV di ruang kepala sekolah dan ruang Bimbingan dan Konseling. Penggunaan CCTV sebagai mekanisme pendisiplinan di SMAN 2 Karangayar tidak efektif karena salah satu syarat pendisiplinan yaitu sistem ujian tidak berlangsung dan hal ini diketahui secara umum oleh siswa. Sehingga menyebabkan efek panopticon yang seharusnya menimbulkan kesadaran dan visibilitas yang membuat individu merasa otomatis diawasi dan seolah olah permanen tidak terjadi.

 

Kata Kunci : CCTV, pendisiplinan, sekolah




Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.