candi borobudur kerajaan di indonesia

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK ANTAR OKNUM PERGURUAN PENCAK SILAT DI KABUPATEN MADIUN (Studi Kasus Mengenai Konflik yang melibatkan Oknum dari Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Ka

Rindra Sulistiyono

Sari


Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di Kabupaten Madiun. (2) Untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di Kabupaten Madiun (3) Untuk mengetahui upaya dari pihak perguruan, pemerintah dan aparat keamanan dalam mecegah terjadinya konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di Kabupaten Madiun
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengarah pada jenis penelitian studi kasus tunggal terpancang yang berusaha menjelaskan sebuah kasus tertentu serta memberikan saran maupun evaluasi terhadapnya. Teknik pemilihan informannya menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Adapun validitas datanya menggunakan tringgulasi data dan trianggulasi teori. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konflik yang melibatkan Oknum dari Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Kabupaten Madiun memunculkan persepsi yang beragam dari masyarakat. Terbaginya persepsi masyarakat ini disebabkan oleh faktor komunikasi yang belum berjalan selaras. Kuranglengkapnya informasi yang diperoleh masyarakat menimbulkan prasangka (Ketidaktahuan) yang berbuah desas-desus dan kecurigaan sehingga pelabelan terhadap kelompok yang sering melakukan konflik belum sepenuhnya hilang. Perasaan was-was, dan tidak nyaman masih dirasakan masyarakat sebagai dampak dari konflik. Keadaan antagonistik pun masih kuat terasa pada masyarakat di tataran bawah, terutama ketika agenda masing-masing perguruan pencak silat di bulan Suro ini tiba. Lemahnya kontrol masyarakat juga menjadi kendala sulitnya aparat dalam mengusut permasalahan dari konflik. Menindaklanjuti hal ini pihak perguruan, pemerintah maupun aparat keamanan telah berusaha melakukan upaya pembinaan, ikrar, koordinasi, pengamanan, dan kemudian membentuk Paguyuban Pencak Silat serta mengusulkan rebranding Kabupaten menjadi “Madiun Kampung Pesilat”.
Kata kunci : Konflik, Pencak Silat, Persepsi Masyarakat


Teks Lengkap:

PDF (English)

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.