candi borobudur kerajaan di indonesia

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SAINS MENYONGSONG GENERASI EMAS INDONESIA

Ida Mintarina Nulfita

Abstract


Data Education For All Global Monitoring Report UNESCO, pendidikan  Indonesia dianggap tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga di ASEAN. Pada tahun 2011  lalu, dari  127 negara Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69.Produk pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain, padahal  pendidikan adalah instrumen utama pembentukan generasi penerus bangsa. Hal mendasar yang harus diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia ke depan dalam menyambut AEC 2015 (ASEAN Economic Community ) adalah  mengubah orientasi pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia.Penerapan pendekatan scientific menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya,  mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Terkait pendidikan karakter, Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran untuk KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Dan secara bersamaan  menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Bila dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.