candi borobudur kerajaan di indonesia

Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Praktikum IPA (Studi kasus di SMP Negeri 3 Purwantoro Kabupaten Wonogiri)

Agus Riyanto, Retno Susanti, Bramastia Bramastia

Abstract


Abstract:. The laboratory is a facility that improves the quality of learning. Science laboratory management must be in accordance with standards. The purpose of the study was to identify obstacles and present practical solutions in improving science practicum. This research uses a descriptive qualitative approach. The research method used observation, interview, questionnaire. Respondents were 1 principal, 2 science teachers, and 50 students of SMP Negeri 3 Purwantoro in the 2023/2024 academic year. The results of the study identified obstacles, such as the low implementation of science practicum can be caused by a number of obstacles including: lack of provision of teacher knowledge and skills, low teacher participation in laboratory utilisation training, limited laboratory facilities and equipment, implementation obstacles according to the perceptions of principals, teachers, and students, lack of laboratory staff, and low performance of laboratory heads due to work overload. The solutions are teacher collaboration through Teacher Working Groups, special training for teachers, budgeting for lab equipment and materials, teacher creativity in making alternative learning media, teacher motivation through training and collaboration, budgeting for laboratory equipment and materials, recruitment of lab assistants and additional science teachers or empowering existing resources.This research is expected to provide insight to schools and teachers to improve the quality of science practicum at SMP Negeri 3 Purwantoro. This will create a better learning experience, strengthen students' understanding of scientific concepts, and increase academic achievement.

Abstrak: Laboratorium merupakan fasilitas yang meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan laboratorium IPA harus sesuai dengan standar. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hambatan dan menyajikan solusi praktis dalam meningkatkan praktikum IPA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian menggunakan metode observasi, wawancara, angket. Responden adalah 1 Kepala Sekolah, 2 guru IPA, dan 50 siswa SMP Negeri 3 Purwantoro tahun pelajaran 2023/2024. Hasil penelitian mengidentifikasi hambatan, seperti rendahnya pelaksanaan praktikum IPA dapat disebabkan oleh sejumlah hambatan yang meliputi: kurangnya bekal pengetahuan dan keterampilan guru, rendahnya partisipasi guru dalam pelatihan pemanfaatan laboratorium, keterbatasan fasilitas dan peralatan laboratorium, hambatan pelaksanaan menurut persepsi kepala sekolah, guru, dan siswa, kekurangan tenaga laboran, serta rendahnya kinerja kepala laboratorium karena kelebihan beban kerja. solusinya adalah kolaborasi guru melalui Kelompok Kerja Guru, pelatihan khusus untuk guru, penganggaran untuk alat dan bahan praktikum, kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran alternatif, motivasi guru melalui pelatihan dan kolaborasi, penganggaran untuk alat dan bahan laboratorium, perekrutan tenaga laboran dan guru IPA tambahan atau memberdayakan sumber daya yang ada.Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan kepada sekolah dan guru untuk meningkatkan kualitas praktikum IPA di SMP Negeri 3 Purwantoro. Hal ini akan menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik, memperkuat pemahaman konsep ilmiah siswa, dan peningkatan pencapaian akademik.


Keywords


Barriers, Solutions, Practicum, Science

References


Arif, F. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Astuti, T. (2015). Manajemen Praktikum Pembelajaran IPA. Manajer Pendidik, 9(1), 57-64.

Dian Insani, M. (2015). Studi Pendahuluan Identifikasi Kesulitan dalam Pembelajaran pada Guru IPA SMP se-Kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(2), 81-93.

Feyzioğlu, B., Demirdağ, B., Ateş, A., Çobanoğlu, I., & Altun, E. (2011). Chemistry Teachers’ Perceptions on Laboratory Applications: Izmir Sample. Kuram ve Uygulamada Eğitim Bilimleri, Educational Sciences: Theory & Practice, 11(2), 1024-1029.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2015). Pedoman Umum Pemilihan Laboran Berprestasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Kibirige, I., & Tsamago, H. (2013). Learners’ Performance in Physical Sciences Using Laboratory Investigations. International Journal of Educational Sciences, 5(4), 425-432.

Lunetta, V. N., Hofstein, A., & Clough, M. (2007). Teaching and learning in the school science laboratory: An analysis of research, theory, and practice. In S. K. Abell & N. G. Lederman (Eds.), Handbook of research on science education (pp. 393–431). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Marmoah, S. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Titian Teras Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 14(4), 26-35.

Marmoah, S., & Sujarwo, M. (2019). Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja Dengan Keterampilan Mengelola. Jurnal Teknologi Pendidikan, 21(2), 135-149.

Niagati, A., Atmojo, I. R. W., & Sularmi. (2020). Peningkatan Keterampilan Penggunaan Alat Praktikum dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Problem-Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Dikdatika Dwija Indria.

Peniati, E., Purwantoyo, E., & Parmin. (2013). Model Analisis Evaluasi Diri untuk Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Calon Guru IPA dalam Merancang Pengembangan Laboratorium di Sekolah. Jurnal Pendidik IPA Indonesia, 2(2), 107-119.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.

Permata Sari, I., Ismail, & Sadiman. (2014). Penggunaan Media KIT Berbasis Seqip untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya. Dikdatika Dwija Indria.

Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.

Ramnarain, U. (2014). Teachers' perceptions of inquiry-based learning in urban, suburban, township and rural high schools: The context specificity of science curriculum implementation in South Africa. Teaching and Teacher Education, 38, 65-75.

Rosnita. (2015). Keterampilan Guru dalam Melaksanakan Praktikum dengan Menggunakan Komponen Instrumen Terpadu (KIT) IPA SD. Jurnal Pengajaran MIPA, 21(1), 103-106.

Science Community Representing Education, SCORE. (2008). Practical work in science: A report and proposal for a strategic framework. Science Review, 91(335), 49-51. London: Science Community Representing Education (SCORE).

Singarimbun, M., & Effendi, S. (Eds.). (1989). Metode Penelitian Survei. LP3S, Jakarta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumintono, B., Ibrahim, M. A., & Phang, F. A. (2010). Pengajaran sains dengan praktikum laboratorium: Perspektif dari guru-guru sains SMPN di Kota Cimahi. Jurnal Pengajaran MIPA, 15(2), 120-127.

Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran Berbasis Praktikum sebagai Sarana Siswa untuk Berlatih Menerapkan Keterampilan Proses SAINS dalam Materi Biologi. Jurnal Bio Educ, 2, 49-57.

Tsai, C. (2003). Taiwanese science students’ and teachers’ perceptions of laboratory learning environment: Exploring epistemological gaps. International Journal of Science Education, 25(7), 847-860.

Yuanita. (2018). Identifikasi Kesamaan Jenis Praktikum pada Materi IPA di Tingkat SD dan SMP. Jurnal Elementary, 1(2), 36-38.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.