candi borobudur kerajaan di indonesia

Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal

Prasetyo Zuhdan Kun

Abstract


Tidak dapat dipungkiri, hingga kini pun guru-guru dipandang tetap sebagai orator verbalist dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran sains. Mengacu pada fenomena para guru yang cenderung stagnan sebagai orator verbalist, perlu upaya-upaya yang mampu mengubah peran guru tersebut menjadi guru yang memiliki kemampuan menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk memenuhi hal tersebut, Semiawan (1991) mengemukakan bahwa “Pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi yang berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang kondusif”. Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif seperti apa yang dapat diciptakan untuk pembelajaran sains tentu tidak terbatas atau dengan kata lain beragam, tetapi dalam salah satu sudut pandang, misalnya dalam sudut pandang ‘konteks’, siswa akan lebih tepat jika mengoptimalkan local genius, kearifan lokal atau keunggulan lokal. Akan tetapi justru nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lokal yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal diabaikan dalam berbagai pembelajaran, termasuk pembelajaran sains maupun fisika di sekolah (Suastra, 2005). Untuk itulah, dalam makalah ini dibicarakan tentang pembelajaran sains berbasis kearifan lokal mengacu pada “Landasan Yuridis Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal” dalam upaya mengembalikannya sebagai modal berharga dalam pembelajaran agar belajar dan mengajar sains menjadi lebih bermakna.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

Website : http://fisika.fkip.uns.ac.id

Email : seminarnasionalfisika@gmail.com