candi borobudur kerajaan di indonesia

Kesantunan Berbahasa dalam Seni Ludruk (Tinjauan Pragmatik Grup Kirun Madiun)

Benny Setyo Adi Nugroho

Abstract


Kesenian lokal ludruk saat ini sudah semakin menurun pamornya. Ketika hiburan modern masuk dalam berbagai media, seniman ludruk tradisional di Madiun tetap konsisten menjalani profesinya. Kreativitas grup Padepokan Seni Kirun tetap eksis mempertahankan kesenian ini. Kirun merupakan ikon seni dan lawak ludruk dari Madiun. Dengan Ludruk khasnya, Kirun tidak sekedar menghibur penonton, tapi juga menjadi media pengantar pesan moral. Agar pesan moral yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penikmatnya, maka penggunaan bahasa yang ada di dalam pementasan ludruk perlu diteliti kesantunan berbahasanya. Hal ini dikarenakan cerita dalam ludruk ialah cerita yang bersumber dari kehidupan ‘wong cilik’ sehingga bahasa yang digunakan terlalu bebas untuk didengar oleh masyarakat luas yang telah berpendidikan tinggi. Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalahpahaman maka perlu diketahui kesantunan berbahasa yang digunakan. Latar belakang masalah diatas menghasilkan rumusan masalah (1) Pengertian Ludruk, (2) Latar belakang berdirinya Padepokan Seni Ludruk Kirun, (3) Pengertian Kesantunan Berbahasa, dan (4) Strategi Kesantunan Berbahasa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan teoretis dengan menggunakan teori pragmatik. Pendekatan pragmatik ini didasarkan pada strategi kesantunan berbahasa oleh Brown dan Levinson (1987: 311).


Keywords


Ludruk, Kirun, PadSKi, Kesantunan

Full Text:

PDF

References


Ahmadi, Abu. 1987. Deduktif Metodik. Semarang: CV. Toha Putra.

Brown, P. & Levinson, S. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Brown, P. (2015). “Politeness and Language” (Versi elektronik). International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 2 (18), 326 – 330, Diperoleh pada 9 Maret 2016, dari http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.53072-4.

Gunarwan. (2007). Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa Tilikan dari Sandiwara Ludruk. Dalam Yassir Nasanius (Ed.). Pelbba 18 Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya: Kedelapan Belas, (hlm. 85 – 120). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terj. M.D.D. Oka. Jakarta: UI Press.

Pramujiono, A. (2015). Representasi Kesantunan Positif-Negatif Brown dan Levinson dalam Wacana Dialog di Televisi (Versi elektronik). Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra 33 (2), 49-50. Diperoleh pada 28 Mei 2016 dari journal.uad.ac.id.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, H.B.(2002). Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian UNS.

Yule, G. (1996). The Study of Language. Cambridge: The Press Syndicate of The Cambride.




DOI: http://dx.doi.org/10.20961%2Fimscs.v1i1.13098

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Organized by Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta.

e-ISSN: 2987-5439 || p-ISSN: 2987-3649