candi borobudur kerajaan di indonesia

Makna Filosofis dalam Tradisi Dhawuhan di Desa Warujanggan Kabupaten Magetan

Ajeng Sekar Mayastuti, Kundharu Saddhono, Djoko Sulaksono

Abstract


Abstract: Culture and tradition has become an inherent matter of society. Society acts as a subject that carries, shapes, changes, develops, and maintains the existence of culture and traditions. Strong ideology and meanings are important factors in the preservation of traditions from time to time. Philosophical meaning is one of the elements in a tradition so that society is able to maintain its existence. One of the traditions that still exists and develops especially in Javanese society and contains a very strong philosophical meaning is the village clean tradition. Javanese people, especially in Warujanggan Village, Magetan Regency, call this tradition a Dhawuhan tradition. This study used qualitative data that was analyzed descriptively. Some important things that will be conveyed in this study are certainly closely related to the Dhawuhan tradition itself and the philosophical meaning that contained in a series of Dhawuhan traditions.

Abstrak: Budaya dan tradisi menjadi sebuah perihal yang melekat pada masyarakat. Masyarakat berperan sebagai subjek yang membawa, membentuk, merubah, mengembangkan, hingga mempertahankan eksistensi kebudayaan dan tradisi. Ideologi dan makna yang kuat menjadi faktor penting dalam pemertahanan tradisi dari masa ke masa. Makna filosofis merupakan salah satu unsur di dalam sebuah tradisi agar masyarakat mampu mempertahankan eksistensinya. Salah satu tradisi yang sampai saat ini masih ada dan berkembang di masyarakat Jawa dan mengandung makna filosofis yang sangat kuat ialah tradisi bersih desa. Masyarakat Jawa khususnya di Desa Warujanggan, Kabupaten Magetan menyebut tradisi tersebut menjadi tradisi Dhawuhan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Hal-hal penting yang akan disampaikan dalam penelitian ini tentunya berkaitan erat dengan tradisi Dhawuhan itu sendiri dan makna filosofis yang terkandung dalam serangkaian tradisi Dhawuhan.


Keywords


budaya; tradisi; Dhawuhan; makna filosofis; masyarakat Jawa

Full Text:

PDF

References


Daud, W., Arifin, S., & Dahri, D. (2018). Analisis Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio’ Suku Dayak Kenyah Lepo’ Tau di Desa Nawang Baru Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau: Kajian Folklor. Ilmu Budaya, 2(2), 167-174.

Endraswara, S. (2015). Filsafat Ilmu: Konsep, Sejarah, dan Pengembangan Metode.Yogyakarta: CAPS.

Endraswara, S. (2021). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: UGM Press.

Fahimah, I. (2018). Akomodasi Budaya Lokal (‘Urf) dalam Pemahaman Fiqih Ulama Mujtahidin. Mizani, 5 (1), 9-18.

Ilafi, A. (2020). Tradisi Jamasan Pusaka dan Kereta Kencana di Kabupaten Pemalang.Pangadereng, 6 (1), 73-86.

Khamidah, K. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU).

Koentjaraningrat, R. M. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Mertayasa, I. K. (2019). Yadnya Sebagai Penguatan Nilai Pendidikan Karakter. Tampung Penyang, 17 (02), 31-49.

Mulyani, D., Ghufron, S., & Kasiyun, S. (2020). Peningkatan Karakter Gotong Royong di Sekolah Dasar. Lectura, 11(2), 225-238.

Naba, I.B., & Paramita, I.B.G. (2021). Nilai Filosofis dan Etika dalam Lontar Tattwa Kala. Caraka, 1 (1), 49-59.

Nathaniel, A., & Sannie, A.W. (2018). Analisis Semiotika Makna Kesendirian Pada Lirik Lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus. Semiotika, 19(2), 107-117.

Ningrum, S.U., & Muthali’in, A. (2018). Implementasi Nilai Persatuan dalam Pancasila pada Tradisi Bersih Desa (Punden) Studi Kasus di Desa Tambakboyo Kabupaten Sukoharjo Kecamatan Tawangsari (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Nuryanto, M.R.B. (2014). Studi tentang solidaritas sosial di desa Modang kecamatan Kuaro Kabupaten Paser. Sosiatri, 2(3), 53-63.

Pramesthi, J.A. (2021). Makna Filosofis Konstruksi Realitas Sosial COVID-19 pada Music Video Life Goes On (Kajian Semiotika Charles Pierce). Ilmu Komunikasi UHO, 6(2), 125-140.

Rianto, Junaeda, dan Ahmadin. (2022). Tradisi Taralu’ di Balang Butung Kabupaten Kepulauan Selayar. Kajian Sosial dan Budaya, 6 (1), 18-26.

Rizkiawan, I. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat tentang makna sesajen pada upacara bersih desa. Tata Boga, 6(2), 11-17.

Setianingsih, A. dan Apriadi, D. (2021). Makna Simbolik Tradisi Dawuhan Dusun Ngiliran Desa Ngiliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, 1 (4), 408-418.

Syarifudin. (2018). Etnografi astrologi dakwah Islam kepulauan di kesultanan Tidore. Hikmah, 12 (2), 273-295.

Wadu, L. B., & Jaisa, Y. (2017). Pembinaan Moral Untuk Memantapkan Watak Kewarganegaraan Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi. Moral Kemasyarakatan, 2 (2), 131-139.




DOI: http://dx.doi.org/10.20961%2Fimscs.v1i1.13066

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Organized by Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta.

e-ISSN: 2987-5439 || p-ISSN: 2987-3649