candi borobudur kerajaan di indonesia

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMK PGRI 1 MEJAYAN PADA MATERI KELISTRIKAN

Hendrik Pratama, Andista Candra Yusro, Yudhistira Sukma Wardana, Nur Cahyono

Abstract


Kegiatan belajar dan mengajar merupakan representasi dari sebuah proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Pada siswa SMK, perkembangan individu telah sampai pada tahap operasional formal (umur 11/12 – 18 tahun).  Pada tahap ini, peserta didik telah memiliki kemampuan dalam berfikir abstrak dan logis, serta memiliki kemampuan berfikir ilmiah. Analisis kesulitan dalam proses belajar menjadi faktor penting dalam menentukan hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis (1) gambaran proses pembelajaran di SMK PGRI 1 Mejayan, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi kelistrikan, dan (3) ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kelistrikan. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X SMK PGRI 1 Mejayan.  Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ceramah (50%), diskusi (20%), tanya jawab (16%), dan demonstrasi (14%). Pada materi kelistrikan yang diajarkan, 80% siswa lebih mengingikan pembelajaran dengan model demontrasi/eksperimen dan diskusi tanyajawab yang cenderung mampu memacu semangat belajar dan lebih aplikatif kaitannya dengan yang dipelajari di sekolah dengan kebutuhan dunia kerja. Kesulitan pemahan peserta didik disebabkan oleh faktor sumber belajar (43%), model pembelajaran (31%), dan materi pembelajaran (26%). Hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa faktor sumber belajar sebagai faktor yang cukup dominan yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sumber belajar yang digunakan siswa berupa e-book yang dioperasikan dari ponsel pintar. Hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merepresentasikan proses pembelajaran ditemukan nilai capaian yang cukup rendah pada aspek psikomotrik dan afektif. Hal ini disebabkan oleh partisispasi yang minim dari siswa dalam proses pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar aspek kognitif sebesar 65% dengan ketidak tuntasan 35%; aspek psikomotorik dengan nilai kurang 24%, cukup 19%, baik 30%, dan sangat baik 27%; sedangkan aspek afektif dengan nilai kurang 12%, cukup 23%, baik 38%, dan sangat baik 27%.

Keywords


kesulitan belajar, kelistrikan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.